Mantan perwira intelijen Angkatan Udara AS diduga bekerja dengan peretas Iran yang menggunakan Facebook dan email untuk mencoba menipu mantan rekannya agar mengunduh malware yang akan melacak aktivitas komputer mereka.
Badan-badan intelijen mengatakan Turla sama-sama mendapatkan informasi yang dicuri orang Iran tetapi juga menjalankan operasi mereka sendiri menggunakan akses Iran
Pejabat yang sama juga mengatakan peretas Iran baru-baru ini menargetkan akun email milik staf kampanye Presiden dari partai Republik, yaitu Donald Trump.
Pengumunan sanksi itu lima hari menjelang pemilihan presiden AS yang digelar pada 3 November 2020 dan juga muncul di tengah tuduhan komunitas intelijen AS bahwa peretas Iran berusaha mengancam pemilih AS lewat email palsu.